Gampong Kampong Teungoh pada awal mulanya sekitar ratusan Tahun yang lalu merupakan hutan belentara yang belum pernah dijarah oleh manusia, yang terdiri dari pergunungan,dataran dan rawa-rawa, kondisi tanah sangat cocok untuk lahan pertanian.
Baru kemudian datang sekelompok orang yang berasal dari Kerajaan Melayu, yang bernama MEURAH NANGKOEN, bermula dari Melayu mendarat, di Gampong Kandang Kluet Selatan, setelah beberap lama bermukim di Gampong Kandang melanjutkan perjalanan lagi keperdalaman Tunong Bakongan dan bermukim di Gampong Alur Duamah kemudian tidak lama menetap di perdalaman Tunong Bakongan, karna pada jaman itu Koloneal Belanda sudah mendarat di Kerajaan Aceh, kemudian Beliau pindah lagi di Kerajaan Trumon dan tinggal di Gampong Sigleng, dan tidak lama menetap di Gampong Sigleng Raja Trumon mengambil suatu kebijakan untuk membawa Meurah Nangkoen dan beberapa pengikutnya di suatu tempat yang belum ada penghuni untuk membuka lahan Pertanian.
Muerah Nangkoen orang tertua dari beberapa pengikutnya yang menjadi Kepala rombongan dan mempunyai satu orang isteri dan tiga orang anak. Setalah membuka lahan pertanian untuk pertama kali menanam padi dan lada, barulah Raja Trumon memberi izin untuk membuat permukiman baru yang akan di jadikan Gampong di karenakan Gampong Krueng Bateedan Gampong Gunong Kapo sudah duluan ada, maka permukiman baru ini di beri nama Gampong Kampong Teungoh.